BLOGGER TEMPLATES AND Friendster Layouts »
Powered By Blogger

Latest Photos

Latest News

Kamis, 09 Juni 2011

Novel Sepakraga


SepakRaga

08JUN
  • Judul : SepakRaga
  • Penulis : Faaqih Irfan DJ
  • Penerbit :Buku Cetak Ndok Asin
  • Tebal Buku :139 halaman
  • Harga versi cetak : Rp35.000 (net gan!)
  • Harga versi digital : Berani bayar berapa hayo??
  • Kategori : Novel
Raden Soengkono Harjodiningrat, seorang pemuda Jawa yang dilahirkan dan dibesarkan di Belanda datang ke Hindia-Belanda, khususnya Jawa, atas perintah almarhum ayahnya untuk bersekolah hukum di Batavia. Pada awalnya, ia hanya fokus pada studinya. Sampai pada suatu hari, Rachmat, salah seorang rekannya mengajak ia bergabung ke sebuah organisasi sepakbola bernama PS Kramat.
Semenjak bergabung dengan PS Kramat, Raden Soengkono Harjodiningrat mulai mengetahui kondisi persepakbolaan kaum pribumi yang sering dipandang sebelah mata, bahkan ditindas oleh pihak Belanda juga Cina. Bersama PS Kramat, ia berjuang agar persepakbolaan kaum pribumi mendapat pengakuan dan tidak didiskriminasikan. Darah pribumi yang mengalir di tubuhnya rupanya telah mengetuk pintu hatinya untuk memperjuangkan hak pribumi.
Sepak terjang dan segala usaha yang dilakukan Raden Soengkono Harjodiningrat bersama PS Kramat mengantarkan dirinya pada pertandingan demi pertandingan yang merupakan pembuktian kekuatan dan kemampuan kaum pribumi di bidang persepakbolaan. Tidak hanya itu, perjalanan ini pun mempertemukan  ia dengan orang-orang yang mengubah hidupnya menuju kehidupan yang lebih religius, juga mempertemukannya dengan cinta sejati bernama Rachmi.
Kisah ini bersetting pada zaman Kolonial Belanda, sekitar tahun 1920-1930-an. Dan pada masa itu, sepakbola yang lebih dikenal dengan istilah sepakraga merupakan alat perjuangan melawan penjajahan. Inilah yang membedakan novel ini dengan novel-novel yang lain. Dengan latar belakang sejarah, novel ini mengupas sisi perjuangan kemerdekaan melalui sepakbola.
Jika ingin membeli harap klik link ini:http://bukucetakndokasin.wordpress.com/2011/06/08/sepakraga/ 

Minggu, 29 Mei 2011

Masih Terlalu Tangguh, Barcelona Juara UEFA Champions League 2010-2011

Rupanya waktu dua tahun belum cukup bagi MU untuk bisa membalaskan dendam atas Barcelona dalam final UEFA Champions League musim ini. Hanya sekali menghasilkan gol dari Wayne Rooney dan rela dibobol 3 gol pada akhirnya MU tetap harus mengakui keunggulan Barcelona yang tampil sebagai juara untuk keempat kalinya.

Di final ulangan ini memang MU bertekad untuk membalas kekalahan pada 2009 dan Sir Alex Ferguson setidaknya sudah menyiasatinya dengan strategi menyerang 4-4-2 dengan menempatkan Wayne Rooney serta Javier "chicharito" Hernandez di depan. Ia juga sudah memerintahkan Park Ji-Sung untuk mengawasi pergerakan Lionel Messi serta memasang Michael Carrick sebagai gelandang bertahan.

Di awal-awal terlihat MU berusaha inisiatif mengambil serangan. Barcelona sendiri dibiarkan tanpa bola untuk terus menghadang serangan MU hingga 10 menit pertama. Tetapi, hanya dua saja yang mampu gawang Vitor Valdez.  Setelah itu keadaan mulai berubah. Barcelona mulai mengambil kendali atas bola memainkan tiki-taka ala mereka yang mulai merepotkan dan mengancam pertahanan MU yang dikawal Nemanja Vidic dan Rio Ferdinand dengan Xavi Hernandez sebagai kreator.

Usaha Barcelona membuahkan hasil ketika pada menit ke-17 Pedro Rodriguez yang tiba-tiba bergerak ke kanan bisa menceploskan bola mendatar usai menerima umpan dari Xavi. Barcelona memimpin 1-0.

Usai gol tersebut Barcelona tetap mendominasi pertandingan. Namun, MU tidak mau menyerah begitu saja untuk bisa merebut bola. Hasilnya, lewat kesalahan Eric Abidal dengan umpan 1-2 Wayne Rooney bisa menyamakan kedudukan di menit ke-34. Kedudukan imbang 1-1 dan asa MU untuk bisa membalas terbuka lebar.

Di babak kedua tetap Barcelona yang mendominasi sehingga akhirnya tanpa disangka-sangka Lionel Messi melakukan tendangan spekulasi yang berbuah gol pada menit ke-54 usai menerima umpan Andres Iniesta. Kedudukan menjadi 2-1. Penderitaan MU semakin bertambah ketika 15 menit kemudian David Villa kembali menjebol gawang MU yang dikawal Edwin Van Der Sar lewat permainan tiki-taka yang memang fantastis. Skor menjadi 3-1.

Di akhir-akhir pertandingan Barcelona mulai mengendurkan tekanan dan membiarkan MU menguasai bola namun semua itu menjadi tidak berarti ketika wasit Victor Kasai meniup peluit. Barcelona pun kembali juara untuk keempat kalinya dalam rentang waktu 2 tahun di bawah pelatih muda mereka, Josep Guardiola. Hasil yang demikian akan membuat Barcelona mulai musim depan menerima badge of honour di kostum mereka dan juga semakin menegaskan permainan menawan mereka.

Tentu saja juaranya Barcelona seperti mengulang kejayaan di Wembley, tempat final berlangsung pada 1992 ketika Josep Guardiola masih sebagai pemain. Hal ini mengindikasikan Wembley  masih memihak Barca.
Felicitations, Barca!

Jumat, 27 Mei 2011

Grand Big Match Final: Barcelona vs MU

Hanya tinggal menunggu hitungan hari dan jam, the grand big match final antara Barcelona dan Manchester United akan segera dipentaskan di stadion termegah di Inggris, Wembley. Belakangan dalam pekan ini beberapa media olahraga memang sibuk membicarakan final yang dianggap prestisius ini karena mempertemukan kedua tim yang terlahir sebagai pelaku sepakbola ofensif. Maka tak salah jika dengan juga digelar di Wembley final kedua tim seperti final yang istimewa dan mewah.

Barcelona seperti kita tahu adalah tim yang super ultra ofensif jika bermain. Permainan bola dari kaki ke kaki yang disebut dengan tiki-taka memang kerap merepotkan lawan meskipun beda kelas. Sedangkan Manchester United adalah tim yang bermain ofensif ala Inggris, kick and rush. Jika dilihat secara teknik permainan Barcelona jelas lebih unggul dan wajar jika banyak pihak menjagokan Barcelona untuk juara kembali pada final ulangan ini semenjak 2009. Apalagi hampir semua pemain Barca yang berbadan kecil adalah tipe penguasa dan pemberi umpan yang baik di lapangan dengan akurasi yang dapat dikatakan sempurna. Belum lagi kecepatan yang dimiliki oleh rata-rata pemain yang justru memang merepotkan.

Namun, Manchester United jelas bukan tim kemarin sore. Meski kalah secara teknik dan individu, tim dari Manchester ini mempunyai kelebihan pada lini belakang dan serangan balik. MU memang pintar memanfaatkan serangan balik jika lawan kewalahan dengan memanfaatkan kick and rush atau kecepatan Wayne Rooney dan Nani. MU memang disarankan untuk bermain dengan cara demikian daripada harus menyerang Barcelona dengan cara terbuka.

Apa pun itu di lapangan yang akan berbicara.

Rabu, 25 Mei 2011

Persipura Cemerlang, Sriwijaya Tenggelam

Ya itulah gambaran dua wakil Indonesia di ajang Piala AFC 2011, Persipura dan Sriwijaya. Kedua-duanya tampil dengan muka yang kontras. Persipura mencatatkan diri sebagai klub Indonesia pertama yang lolos ke perempatfinal sedangkan Sriwijaya, seperti halnya musim lalu, terhenti di perdelapanfinal. Keberhasilan Persipura didapat usai mereka menghajar tuan rumah Song Lam Nghe Anh dari Vietnam dengan skor telak 3-1. Adalah Boas Solossa, Titus Bonay dan Ortizan Solossa yang menjadi pahlawan kemenangan tim Mutiara Hitam di kandang lawan. Kebetulan juga tuan ruman yang pernah menghantam Sriwijaya juga tampil tidak begitu baik.

Namun, langkah Persipura sendiri tidak bisa diikuti oleh Sriwijaya yang lagi-lagi harus menelan kekalahan dari wakil Thailand, Chonburi di kandang Chonburi dengan skor 3-0. Ney Fabiano, Therdsak Chaiman dan Natthapong Samana yang menghancurkan impian Sriwijaya untuk bisa melaju ke babak perempatfinal dan kembali yang menjegal adalah dari Thailand. Di musim lalu klub asal Palembang ini dijegal oleh Thai Port. Padahal, laskar wong kito bermain di kandang sendiri dan sempat unggul terlebih dahulu.

Dengan tersingkirnya Sriwijaya maka kini Indonesia hanya punya satu wakil di Piala AFC. Babak perempatfinal sendiri dijadwalkan berlangsung Oktober. Keadaan yang demikian setidaknya menjadi semacam dahaga di tengah-tengah kisruh dan keringnya prestasi sepakbola nasional. Meski demikian kemenangan Persipura tidak ada artinya jika tanggal 30 nanti FIFA jadi menjatuhkan sanksi.

Kamis, 19 Mei 2011

Porto Juara Liga Eropa 2010-2011

Helton and Radamel Falcao Garcia of FC Porto lifts the UEFA Europa League Trophy and during the UEFA Europa League Final between FC Porto and SC Braga at Dublin Arena on May 18, 2011 in Dublin, Ireland.Gol tunggal Radamel Falcao Zarate alias Falcao sudah cukup bagi FC Porto untuk menggapai gelar ketujuhnya di Eropa musim ini. Itulah yang terjadi pada final Liga Eropa ketika Porto berhadapan dengan Braga dinihari tadi atau sore/malam waktu Irlandia. Keberhasilan FC Porto memenangi duel sesama Portugal tersebut berhasil membuat klub berjuluk "sang Naga" mengawinkan gelar domestik yang sudah diperoleh sebulan yang lalu.

Melawan Braga jelas Porto memang mengambil inisiatif menyerang. Beberapa peluang tercipta dari kaki Guarin, Hulk. Sayangnya, Braga tampil begitu rapat sehingga para pemain Porto acapkali kesulitan menembus. Braga meski begitu juga memiliki beberapa peluang meski yang tercatat hanya satu dikarenakan Porto begitu mendominasi pertandingan.

Pada akhirnya, pertahanan rapat ala Braga berhasil ditembus juga. Adalag Guarin yang mengirimkan umpan mengarah kepada Falcao yang langsung menanduk bola dan menembus gawang Braga yang dikawal Artur pada menit ke-44. Skor berubah menjadi 1-0.

Di babak kedua Porto memang tidak mengendurkan tekanan meski Braga juga berusaha melawannya. Beberapa peluang memang tercipta sayang tidak ada lagi gol yang lahir hingga wasit meniupkan peluit tanda berakhirnya pertandingan.

Gelar ini sekaligus mengukuhkan nama pelatih Porto, Andre Villas-Boas sebagai pelatih termuda yang mampu membawa timnya juara di berbagai ajang.
Parabens, Porto!

Selasa, 17 Mei 2011

Review Final Europa League 2010-2011: Ketika Final Sesama Portugal Terwujud

Dalam dua hari ke depan, sepakbola Portugal akan mencoba kembali menemukan kebangkitannya. Ya, untuk pertama kalinya dua klub asal Portugal bertemu langsung di final kejuaraan Europa League musim ini. Dua klub itu adalah Porto dan Braga. Meski hanya tampil di kejuaraan kelas dua di Eropa, namun rasa bangga tentu menyelimuti pecinta sepakbola Portugal karena tidak disangka-sangka all portuguese final terwujud. Final tersebut rencananya akan dimainkan di stadion Aviva, Dublin, Irlandia pada tanggal 18 Mei malam atau 19 dinihari waktu Indonesia.
Tentu saja orang tidak akan terlalu banyak menanti final kejuaraan ini dikarenakan kastanya dan Final UEFA Champions League justru sebaliknya. Akan tetapi, animo masyarakat sepakbola Eropa pada umumnya tetap tinggi meskipun itu tidak bersifat kualitas yang tinggi. Jadi, pihak penyelenggara tidak pernah khawatir karena masyarakat sepakbola Eropa bukanlah tipe masyarakat sepakbola yang terpesona oleh klub-klub berbintang saja.
Jika melihat kedua kontestan tentu Porto lebih diunggulkan daripada Braga, lawannya. Hal ini dikarenakan Porto sudah lebih dahulu mentereng sebagai salah satu klub terbaik di Portugal dan Eropa bersama-sama dengan Benfica dan Sporting Lisbon. Apalagi Porto adalah klub yang tidak pernah kering prestasi dalam beberapa tahun terakhir.
Braga sebaliknya. Tidak pernah ada yang mengenal sama sekali mengenai klub ini. Orang baru benar-benar mengenal ketika klub ini tampil di UEFA Champions League musim ini kemudian di Europa League lalu secara tak terduga melaju ke final dengan menumbangkan Benfica, klub Portugal lain di final.
Meski tak diunggulkan, Braga bisa saja membuat kejutan. Itu saja terbukti ketika di musim 2009-2010 klub kecil ini bisa bersaing dengann sang naga raksasa dalam perebutan juara Liga Portugal meski akhirnya kalah.
Apapun itu final sesama Portugal ini saja sekali lagi sudah membuat semua orang di Portugal tersenyum dan berharap klub-klub Portugal kembali berjaya di Eropa

Selasa, 26 April 2011

Preview Semifinal UCL 2010/2011

UEFA Champions League musim 2010/2011 menuju babak akhir. Ya, empat klub tersisa akan saling bertarung dalam semifinal kejuaraan antarklub se-Eropa tersebut dinihari nanti dan lusa. Manchester United, Schalke 04, Real Madrid, dan Barcelona menjadi klub-klub yang bisa mulai diprediksi siapakah yang akan menjadi juara pada partai final di Wembley.

Di hari pertama semifinal akan berhadapan Schalke 04 dengan Manchester United. Jika dilihat sepintas sejujurnya banyak orang melihat ini bukanlah partai yang seimbang mengingat Schalke hanyalah semacam klub medioker di Eropa dibandingkan sang lawan yang sudah tersohor sebagai klub terbaik di dunia. Namun, jangan menilai terlalu awal bila MU mudah mengatasi Schalke. Klub asal Jerman ini rupanya bukan klub medioker sembarangan. Tentu semua akan melihat sepak terjang Schalke di UCL musim ini termasuk yang terakhir menghantam sang juara bertahan, Inter Milan, pada perempatfinal. MU sendiri seperti diperingatkan untuk waspada dan meremehkan kekuatan klub asal Gelsenkirchen tersebut. Kewaspadaan itu menjadi penting dikarenakan bukan hanya Schalke mampu melaju hingga ke semifinal, namun juga karena beberapa komposisi pemain di dalamnya yang bisa dikatakan berpengalaman, seperti Raul, Huntelaar, Metzelder dan Neuer, serta Farfan.

MU sendiri cukup serius untuk menanggapi Schalke. Terbukti dalam pertandingan melawan Everton, beberapa pemain inti disimpan.

Di partai lain atau esoknya, akan kembali tersaji duel menarik nan prestisius, El Clasico jilid 3, antara Real Madrid dan Barcelona. Kedua klub yang merupakan rival abadi di kompetisi domestik akan berusaha menjadi pemenang demi tiket final ke Wembley. Tentu saja Real Madrid punya semacam kepercayaan diri tinggi usai menghantam sang lawan, Barcelona di partai piala Raja Spanyol minggu kemarin lewat gol tunggal Cristiano Ronaldo dan kemudian melanjutkan itu ke partai di akhir pekan melawan Valencia. Begitu juga Barcelona. Meski kalah mereka tetap yakin mampu membalas dendam atas Madrid.